Monday, November 4, 2019

EPISODE #3 Perpisahan Itu Pasti


    Dalam pertemuan pasti ada perpisahan, merelakan yang pernah tinggal, mengiklaskan yang pernah menetap, dan merelakan yang pernah mengisi setiap tawa dalam kehidupan. Walaupun terkadang berat untuk melepaskannya, tetapi jika memang itu yang sudah menjadi takdir apa yang bisa kita buat. Dalam episode sebelumnya kita belajar bangaimana memilih dan sekarang kita akan belajar bagaimana merelakan. Mimilih 2 pilihan yang sangat penting dan menjadi prioritas memang sulit, dan pasti akan ada salah satu yang kita tinggalkan. Pada saat itu juga akan ada perpisahan yang teramat sangat berat kita melepasnya. Setiap perpisahan juga pasti akan ada air mata yang menetes deras, kesedihan yang brlarut-larut menemani sepinya malam, kenangan-kenangan selama bersama menguasai pikiran yang membuat kita goyah, rapuh, jatuh, terpuruk, dan terdiam. Kekecewaan pasti ada, kenapa harus ada pertemuan jika akhirnya hanya berpisah, kenapa harus ada tawa jika akhirnya menangis.
    Tuhan sudah menakdirkan itu semua,  dunia diciptakan berpasang-pasang dan kita tak bisa menolak itu semua. Itu sudah menjadi takdir alam, yang harus kita sadari adalah bagaiman kita menerima setiap keputusan yang telah terjadi. Masa lalu ada untuk pembelajaran sekarang dan kebaikan masa depan. Terlalu memikirkan masa lalu, waktu yang terlewat hanya membuat kita semakin cemas  dan memikirkan masa depan membuat kita khawatir. Khawatir akan ketakutan-ketakutan yang akan terjadi, jika mengulang masalah itu lagi. Melakukan yang terbaik hari ini adalah langkah pasti, hasil di hari esok adalah jawaban dari keputusan yang kita ambil saat ini. Meratapi masa lalu hanya membuat kita semakin takut untuk melangkah, takut mengambil keputusan, takut melakukan hal-hal yang itu mungkit terbaik untuk kita. Masa lalu adalah bentuk pembelajaran, membentuk diri kita lebih baik dan lebih baik lagi.
     Kegundahan Raihan tentang pilihan yang akan diambilnya kembali menguasai dan menghantui pikirannya. Antara ingin menetap atau pergi, karena jika memilih salah satu pasti akan ada yang ditinggalkannya. Pikirannya goyah tak karuan, mengulang masa-masa yang pernah dijalani dengan kekasihnya. Mengingat waktu-waktu kebahagian yang pernah terjadi, apakah ini adalah akhir dari ceritanya. Tetapi, Raihan bingung, raihan sedih, raihan kesepian. Walaupun ada kenyaman yang pernah ada dalam dirinya namun kenyamanan itu hilang. Keresahan-keresahan yang sudah lama dipendamnya dalam menjaga hati yang tak mau ia lukai. Ternyata Raihan membuat hatinya rapuh, melukai hatinya sendiri dengan perlahan. Dia terlalu menyembunyikan kitidaknyamanannya karena ingin menjaga hati kekasihnya. Ketidaknyaman yang dipendam tertalu dalam menumpuk hingga rasa sayang hilang begitu saja.
     Suatu ketika Raihan menghubungi salah satu teman dekatnya untuk menetapkan pilihan mana yang akan diambil. Teman dekatnya waktu SMA bernama Eric (nama samaran). Larut malam pukul 00.00 dengan spontan Raihan menghubungi Eric. Dengan sapaan akrab yang selalu dia ucapkan “gimana kabarnya er ?” melalui via wa.
“baik han, kamu gimana kabarnya ?” balas erik“.
“Aku sedang dalam kondisi, tidak baik-baik saja er, aku pengen cerita”. Balas raihan dengan emot senyum.
“Ada masalah apa ?” balas erik.
“Aku bingung er, sekarang lagi-lagi aku dihadapkan pilihan yang sulit, hati yang lama tak mendapatkan sapaan, berlarut-larut mengalami kesepian, kembali disapa oleh seseorang” balas Raihan.
“Ada masalah apa dengan yang sebelumnya ?” balas erik.
“Sebenarnya ndak ada masalah, tetapi aku terpeleset lagi dibuat nyaman oleh seseorang yang itu menerimaku dengan tulus tanpa melihatku itu siapa, dan yang membuatku semakin yakin dia mengakumiku, yang sebelumnya belum pernah kualami” balas Raihan.
“Coba kamu renungkan lagi dengan yang sebelumnya, seberapa besar pengorbanan yang pernah kamu lakukan, ingat lagi masa-masa kalian bersama”. Balas erik.
“Iya aku ingat, seberapa lama aku berjuang untuknya, menunggu jawaban darinya, bersama-sama dengannya, entah kenapa masa lalu itu tak begitu berarti. Rasa yang pernah ada hilang begitu saja” balas Raihan.
“Jika memang rasa itu sudah hilang, cobalah ajak bertemu. Cari titik dan temukan rasa nyaman itu lagi, mungkin itu akan sedikit memberimu gambaran keputusan apa yang akan kamu ambil” balas erik.
“Oke siap, aku akan mencobanya”. Balas Raihan.
    Komunikasi berakhir dan membuat Raihan mempertimbangkan keputusan apa yang akan diambilnya antar menetap atau tetap pergi. Dengan kondisi yang teramat sangat lelah Raihan terbaring pulas di tempat tidurnya karena telah beraktifitas seharian. Ketika bangun di pagi harinya, pikirannya kembali dikuasai dengan pilihan-pilhan itu. Raihan merasa bahwa dia bukan laki-laki baik, dia telah menghianati hati yang telah kekasihnya jaga untuknya. Dia telah menghianati orang yang paling disayang kedua setelah keluarganya. Dengan perasaan itu dia merasa tak layak lagi untuk terus mempertahankan hubungannya.
      Pada hari itu juga dia langsung terpikirkan untuk mengakhiri hubungannya, tanpa sebab dan tanpa alasan yang jelas. Dengan sepontan dia langsung menghubungi kekasihnya lagi-lagi lewat via Wa yang kebanyakan digunakan oleh semua orang. Tanpa pikir panjang dengan kemantapan hati yang kuat Raihan langsung menghubungi kekasihnya dan memberi pesan bahwa Raihan bukan laki-laki yang pantas untuk menjadi kekasihnya. Dia sangat jahat telah menghianati hati yang kekasihnya jaga untuk Raihan. Dia bukan laki-laki yang mampu membahagiakan kekasihnya lagi. Pesan singkat itu dikirimkan tanpa ragu. Jawaban kaget dan syok dikirimkan oleh kekasihnya dan Raihan takut membuka pesan balasan karena pasti akan ada penolakan akan hal itu. Berkali-kali telepon berdering dari hpnya, tetapi Raihan tetap teguh untuk mempertahankan pilihannya dan berusaha untuk tenang dan seolah tak terjadi apa-apa.
      Hingga waktu berlalu sampai malam, ketika sampai di rumah Raihan memberanikan diri untuk membuka pesan yang dia kirimkan kepada kekasihnya. Balasan apa yang akan dia terima dangan pilihan yang dia ambil. Dan ternyata memang benar penolakan keputusan Raihan disampaikan oleh kekasihnya. Dia ingin mempertahankan hubungan yang telah lama dijalinnya, waktu yang tak sebentar menjadi dasar untuk mempertahankan hubungan, masa-masa indah yang pernah terjadi kembali teringat. Dan Raihan masih tetap teguh dengan pilihannya, dia bukan laki-laki yang baik, bukan laki-laki yang pantas, bukan laki laki yang mampu menjaga hati kekasihnya. Dengan balasan yang mungkin berat  diterima kekasihnya. Akhirnya balasan mengiklaskan dikirimkan kepada Raihan. Kucuran air mata menetes deras diantara keduanya.
        Obrolanpun singkat via Wa berakhir dan keduanya tertidur di kamar masing-masing dengan rasa kecewa berat yang tak mampu diterima kekasihnya.
        Bersambung . . .

No comments:

Dewasa dan Rasa Sepi

 Haii gaiis bagaimana kabar kalian ? Semoga selalu sehat dan bahagia yaaaa. Amin hehehe. Gimana gais kalian sudah diumur berapa sekarang ? j...