Terkadang kita
sering dihadapkan 2 pilihan yang membingungkan, hati yang belum bulat akan
mempengaruhi keputusan apa yang akan kita ambil. Kita tidak bisa memili 2
pilihan secara bersamaan seperti selayaknya otak berpikir, tidak mungkin dalam
satu waku kita memikirkan hal positif dan negatif, pasti ada salah satu yang
mendominasi. Entah itu pikiran positif ataupun pikiran negatif tergantung
bagaiman kita mengontrolnya. Dalam memutuskan pilihan juga bekerja seperti itu,
harus ada yang ditinggalkan dan harus ada yang ditetapkan. Walaupun kadang
salah satu akan tersakiti, karena yang satunya diprioritaskan. Tetapi apakah
jika kita memilih keduanya itu adalah pilihan yang terbaik ? Tidak, memilih
keduanya hanya akan menambah masalah semakin rumit. Naruto yang menguasai jurus
kagebunshin No Jutsu saja mampu memilih dan memutuskan satu pilihannya bukan
memilih keduanya atau bahkan semuanya.
Pada
kala itu sehabis kuliah selesai Raihan sedang makan di suatu tempat bersama
Sherly. Biasa sering dia lakukan untuk mengobati rasa kesepiannya yang
berlarut-larut tak kunjung terobati. Obrolan yang receh selalu melengkapi disetiap
pertemuannya, hingga tiba disuatu saat Raihan mendapati pertanyaan yang teramat
sangat membuatnya bingung, pertanyaan itu adalah “apakah kamu sudah punya pacar
?” dengan ekspresi yang tegang dan kaget dia terdiam sejenak. Jawaban apa yang
akan keluar dari mulutnya. Berusaha untuk menyembunyikan tetapi apakah
kebohongan dan kebohongan yang akan terus dia ucapkan. Terkadang jujur memang
menyakitkan tetapi menyembunykan kebenaran lebih menyakitkan jika itu terus
diucapkan. Akhirnya dengan berani Raihan mengatakan “Ya, sudah. Aku sudah punya
pacar”, dengan nada yang lirih. Respon Sherly mendadak kaget, kekecewaan
mungkin muncul dalam benak hati dan pikirannya. Sherly yang ingin mengenal
Raihan lebih jauh ternyata fakta baru muncul dan membuat dia mengurungkan
niatnya untuk dekat dengan Raihan lebih lama lagi.
Meskipun
respon Sherly berubah dan berbeda dari biasanya Raihan berusaha membuat Sherly
tenang. Dia menjelaskan bahwa hubungan mereka selam ini kian renggang, Raihan
merasa kenyamanan perlahan hilang. Entah karena keberadaan Sherly yang membuat
Raihan lebih nyaman atau tumpukan rindu yang sudah lama tidak terobati mati dan
hangus terbakar begitu saja. Raihan meyakinkan Sherly untuk tetap bersama
walaupun hanya sekedar teman tetapi dia ingin hubungannya terus berlanjut,
karena Raihan kembali menemukan kenyaman yang hilang darinya. Keraguan Sherly
untuk menerima Raihan semakin menghantui pikirannya. Apakah Sherly akan percaya
dengan kata-kata manis yang diucapkan Raihan ataukah emilih pergi dengan fakta
yang telah diketahuinya. Obrolanpun berakhir karena waktu sudah menginjak malam
hari. Raihan kembali mengantarkan Sherly menuju kampus untuk kembali melanjutkan
aktivitasnya kembali dan Raihan kembali dihantui oleh pilihan-pilahan yang
sulit antara mempertahankan, memilih salah satu, atau meninggalkan semuanya.
Bersambung
. . .
No comments:
Post a Comment